Uni Eropa Raih Nobel Perdamaian 2012

Margaret Puspitarini, Jurnalis
Jum'at 12 Oktober 2012 19:10 WIB
Foto : Reuters
Share :

OSLO - Uni Eropa memenangi Hadiah Nobel Perdamaian untuk peran bersejarah dalam menyatukan benua. Penghargaan tersebut diberikan sebagai dorongan moral bagi blok tersebut atas perjuangan mereka mengatasi krisis utang.

Ketika mengumumkan penghargaan tersebut di Oslo, Ketua Komite Thorbjoern Jagland menyebut, Uni Eropa telah menjadi kunci dalam mengubah Eropa "dari benua peperangan ke benua perdamaian." Jagland memuji 27 negara Uni Eropa karena bangun kembali setelah Perang Dunia II dan peran mereka dalam menyebarkan stabilitas setelah jatuhnya Tembok Berlin pada 1989.

"Ini adalah pesan bagi Eropa untuk melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk mengamankan apa yang telah mereka capai dan terus maju," kata Jagland, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/10/2012).

Hadiah senilai USD1,2 juta tersebut akan diberikan di Oslo pada 10 Desember mendatang. Keputusan yang diambil oleh lima anggota panel pimpinan Jagland yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Dewan Eropa itu sudah bulat. Uni Eropa menang dari 231 kandidat, termasuk pembangkang Rusia dan rekonsiliasi pemimpin pekerja religius Muslim-Kristen.

Uni Eropa terperosok dalam krisis dengan memburuknya nilai tukar euro, mata uang umum dimiliki oleh 17 negara. Maka, hadiah ini merupakan kejutan bagi kesengsaraan Uni Eropa saat ini.

Banyak warga Norwegia menentang Uni Eropa karena melihatnya sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara. "Saya rasa ini tidak masuk akal. Di Amerika Latin dan bagian lain dunia mereka akan melihat ini cukup berbeda daripada di Brussels, Belgia. Serikat adalah blok perdagangan yang memberikan kontribusi untuk menjaga banyak negara dalam kemiskinan," ujar Pemimpin Anti-Uni Eropa di Norwegia, Heming Olaussen.

Norwegia, rumah hadiah perdamaian, telah memilih "tidak" dua kali untuk bergabung dengan Uni Eropa, pada 1972 dan 1994. Negara ini telah makmur di luar Uni Eropa berkat minyak yang sangat melimpah dan sumber daya gas.

Profesor Politik Internasional di Oslo University Janne Haaland Matlary yang telah dua kali menominasikan Uni Eropa untuk mendapatkan nobel, memuji penghargaan tersebut. "Sejak awal Uni Eropa telah menjadi pencipta perdamaian paling efektif di dunia dengan batubara dan serikat baja pada 1950-an. Hari ini tidak terpikirkan dengan konflik militer antaranggota di Uni Eropa," ujar Matlary.

(Margaret Puspitarini)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya