JAKARTA - Anas Urbaningrum menilai, ada yang berharap mendapat simpati publik dari isu kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram. Menurutnya, harga gas elpiji sengaja dinaikan untuk diturunkan.
"Ini adalah "bola penalti" untuk ditendang dan menghasilkan gol berupa simpati publik. Yang menurunkan kembali harga elpiji pasti mendapatkan insentif politik berupa citra pro-rakyat," kata Anas kepada Okezone, Senin (6/1/2014).
Dia juga mengatakan, kasus naik dan turunnya harga elpiji ini mirip "opera sabun" untuk bisa menjadi dongkrak elektabilitas politik. "Apakah akan efektif? tergantung para pemilih dalam mencerna kejadian ini," tukasnya.
Di sisi lain kasus naik dan turunnya harga elpiji, menurutnya, juga menjelaskan kepada publik bahwa hanya Menteri BUMN, Dahlan Iskan yang berani ambil tanggungjawab.
"Yang lain lempar tanggungjawab dan malah ingin ambil poin politik. Hanya Dahlan Iskan yang berani pasang badan pegang "bola panas"," tegas mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Yang lain, kata dia, ramai menyalahkan dan unjuk kapitalisasi. "Ini adalah tanda ringkihnya konsolidasi internal Pemerintah yang ditandai oleh saling lempar bola dan rebutan poin simpati publik," pungkasnya.
(Tri Kurniawan)