Jelang Ramadan, Lady Escort Pilih Eksodus ke Bali

Nurul Arifin, Jurnalis
Selasa 10 Juni 2014 11:29 WIB
Ilustrasi karaoke
Share :

SURABAYA - Datangnya Bulan Ramadan tentu banyak disambut dengan suka cita. Di bulan ini, dibukakan pintu rahmat dan diampuni segala dosa.

Namun, datangnya bulan Ramadan ini menyisakan kegundahan bagi sebagian orang, terutama mereka yang bekerja di dunia malam. Bagaimana tidak, selama bulan Ramadan tempat hiburan malam wajib tutup selama satu bulan penuh.

Tentunya, para Lady Escort atau Perempuan Pendamping lagu (Purel) harus kelimpungan karena sudah tidak ada lagi tempat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Aturan ketat di Kota Surabaya adalah selama bulan Ramadan, seluruh tempat hiburan malam, seperti Pub, Karaoke Dewasa dan Diskotik harus tutup. Jika tidak, maka petugas akan melakukan tindakkan tegas.

Vera (bukan nama sebenarnya), Purel di salah satu Karaoke Dewasa Jalan Jemur Sari, Surabaya, salah satu wanita yang merasakan kesedihan ketika tempat kerjanya harus tutup. Perempuan bertubuh sintal  ini mengaku akan pergi ke Bali selama bulan Ramadan ini.

"Ya kalau tutup, saya dan teman saya akan pergi ke Bali, kerja di sana. Nanti, kalau pas lebaran pulang," ujar perempuan pemilik tindik di lidah saat berbincang dengan Okezone, beberapa waktu lalu.

Janda berusia 26 Tahun ini mengaku, tahun-tahun sebelumnya memang melakukan hal serupa. Kerja di Bali juga sebagai Purel karena ada beberapa tempat hiburan yang masih buka. Berada di Bali, rencananya Vera akan tinggal bersama temannya itu di salah satu rumah kos.

"Di sana (Bali) ya sama kerja seperti ini, tapi nggak lama kok. Nanti kalau sudah lebaran akan kerja disini lagi," ujarnya.

Wanita yang memiliki lesung pipit itu mengaku, sudah tiga tahun bekerja sebagai Purel. Sebelumnya, Vera yang mengaku pernah mengenyam bangku kuliah ini pernah bekerja sebagai Purel di Kawasan Rungkut, Surabaya.

Dalam semalem, Vera mampu mengumpulkan uang tips dari para tamu sekira Rp200 ribu hingga Rp400 ribu. Uang tersebut masuk ke kantong pribadi, sementara untuk tarifnya, pihak manajemen mamatok tarif Rp50 ribu per Jam. Dan dalam sebulan, Vera mampu mengumpulan penghasilan sekitar Rp5 Juta.

"Kalau Ramadan ya nggak bisa. Ada beberapa teman yang memilih tidak bekerja selama bulan itu. Kadang-kadang mereka menerima panggilan untuk mendampingi nyanyi di tempat karaoke keluarga. Pas Ramadan kan karaoke keluarga juga buka," jelasnya.

Memilih bekerja seperti ini, lantaran untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak bercerai dengan suaminya itu, Vera bertekad untuk menghidupi dua anaknya. Nah, ada seorang teman yang mengajaknya bekerja sebagai Purel. Hingga saat ini keterusan.

"Ya awalnya seh canggung juga. Tapi lama-lama jadi biasa, kan uangnya banyak," ujar perempuan yang tinggal di kawasan Semolo Waru dengan senyum renyah. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dua anaknya.

Vera adalah satu dari ribuan Purel yang dilanda kegalauan saat datangnya bulan Ramadan ini. Di Surabaya ini terdapat ratusan tempat hiburan yang harus tutup selama bulan suci tersebut.

(Kemas Irawan Nurrachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya