PALEMBANG - Kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan di puncak musim kemarau tahun ini semakin pekat menyelimuti sejumlah kawasan di Sumatera Selatan. Mahaiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan menyatakan keberadaan kabut asap sudah menganggu aktivitas serta kesehatan warga.
Aktivis MHI Sumatera Selatan, Dedek Chaniago, menjelaskan, sebagai gambaran, kabut asap di Kota Palembang dan Jalan Lintas Timur Sumatera antara Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir, mengakibatkan jarak pandang hanya sekitar 15-40 meter. Kondisi ini sangat berimbas pada arus lalu lintas.
"Kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Musirawas, dan Musi Banyuasin dalam sebulan terakhir hingga kini belum ada tanda-tanda akan berakhir," kata Dedek di Palembang, Senin (29/9/2014).
Menurutnya, kabut asap juga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Jadwal terbang maskapai di bandara mengalami penundaan bahkan pembatalan penerbangan.
Kemudian kabut asap yang mencemari udara secara terus menerus, mulai menyebabkan gangguan kesehatan bagi masyarakat di daerah sumber kebakaran hutan dan lahan serta warga Kota Palembang yang mendapat kiriman asap tersebut.
"Sekarang ini banyak warga Sumsel mengeluhkan gangguan kesehatan seperti batuk dan sesak napas akibat kabut asap," ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan provinsi melakukan kegiatan penanggulangan masalah kabut asap yang lebih serius.
"Permasalahan kabut asap yang kini terasa semakin pekat di daerah sumber titik api dan berimbas ke Kota Palembang terutama pada pagi dan sore hari, perlu mendapat perhatian semua pihak agar tidak menimbulkan masalah dan kerugian yang lebih besar," harapnya.
Sebelumnya Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan, menghadapi bencana kabut asap yang terjadi pada puncak musim kemarau sekarang ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.
Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang menjadi sumber titik api serta didukung personel TNI jajaran Kodam II Sriwijaya.
Sedangkan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan helikopter.
(Risna Nur Rahayu)