OTTAWA - Aksi penembakan beruntun terjadi di sekitar Gedung Parlemen Kanada di Ottawa, diduga terkait aksi terorisme jaringan kelompok radikal.
Para saksi mata pada media lokal setempat, Globe dan Mail, mengatakan, Selasa (21/10/2014) pagi, seorang pria melepaskan puluhan kali tembakan di dekat National War Memorial yang berada di luar kompleks parlemen.
Sebelum melarikan diri melewati kawasan Parliament Hill, pelaku sempat terlihat memukul satu orang warga yang kebetulan berada di dekatnya. Usai insiden tersebut, polisi mengamankan tempat kejadian perkara dan belum diketahui dengan jelas apakah si pelaku telah diamankan.
Sesaat setelah peristiwa itu terjadi, salah seorang legislator Kanada menulis di Twitter bahwa ada sekira 30 tembakan dilepaskan di dekat Gedung Parlemen. “Saya aman bersama tiga kolega saya, tapi kita masih was-was..” tulisnya.
Sementara, anggota parlemen lainnya, Bob Zimmer men-tweet juga tentang peran staf keamanan Gedung Parlemen Kanada saat peristiwa penembakan terjadi. Menurutnya, para petugas ikut terlibat dalam perburuan dan berhasil menembak mati si pelaku.
“Saya mengapresiasi kesigapan petugas keamanan yang berusaha keras mengamankan keadaan. Tidak ada kata-kata yang tepat mengomentari peristiwa hari ini,” ujarnya di Twitter.
Aksi penembakan tersebut tepat terjadi lima hari setelah penetapan status ancaman teror dalam negeri dari level rendah ke sedang. Kementerian Keamanan Masyarakat dan Kedaruratan Kanada menjelaskan, penyebab kenaikan status tersebut pada televisi lokal CP24 bermula dari munculnya banyak keinginan sebagian warga Kanada untuk ikut terlibat membantu ISIS sebenarnya bukan ancaman yang harus direspons berlebihan.
Namun, keterlibatan mereka ke dalam kelompok-kelompok radikal seperti ISIS dan Al Qaeda menjadi semacam ancaman bagi warga Kanada lainnya.
“Kami menaikkan status tingkat ancaman domestik berdasarkan informasi intelijen yang mengindikasikan ada individu maupun kelompok terkait aksi teror di luar negeri dengan Kanada dan itu diperkuat dari hasil pemeriksaan Pusat Penyelidikan Terorisme Terpadu bahwa sebuah aksi kekerasan bakal terjadi dalam waktu dekat,” demikian rilis kementerian tersebut kepada CP24.
(Muhammad Saifullah )