JAKARTA - Mereka sampai ribut dengan petugas maskapai di bandara.Ratusan calon penumpang Lion Air mengamuk di Bandara Internasional Soekarno-Hatta lantaran tak kunjung diterbangkan.
Asiwardi Gandhi, seorang calon penumpang, mengatakan, calon penumpang yang kesal sempat meminta seluruh staf untuk keluar dari counter Lion Air. Mereka lalu mematikan lampu dan membalik meja di kantor tersebut.
"Ini karena kekesalan sudah menunggu lama tapi tidak ada kepastian dari pihak Lion, apakah reschedule penerbangan atau refund," ujar Asiwardi saat dihubungi Okezone, Kamis (19/2/2015).
Menurutnya, mereka yang gagal terbang di antaranya calon penumpang tujuan Surabaya, Makassar, Manado, dan Kupang. Asiwardi sendiri merupakan calon penumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 748 tujuan Surabaya.
Pesawat tersebut harusnya terbang pukul 06.00 WIB tadi, namun ditunda menjadi pukul 07.30 WIB. Ironisnya, penerbangan kembali ditunda menjadi pukul 09.30 WIB. Asiwardi akhirnya memilih membatalkan penerbangan dan meminta pengembalian uang tiket.
"Saya ke Surabaya untuk urusan pekerjaan dan sengaja ambil penerbangan pagi. Rencananya sorenya saya pulang lagi ke Jakarta. Kalau perginya sudah siang, ya sama saja waktunya tidak keburu," ungkapnya.
Mantan Dirut DP Taspen itu menjelaskan, beberapa calon penumpang yang mengamuk, harusnya berangkat kemarin. "Ternyata dari kemarin siang sudah ada problem," tambahnya.
Menurutnya, pagi tadi ia sempat bertemu dengan orang yang mengaku sebagai Manager on Duty Lion Air. Orang tersebut menjelaskan, alasan penundaan terbang karena 10 pesawat mengalami kerusakan.
"Kalau benar begitu, berarti jadwal maintenance kan enggak beres dan ini efeknya sangat bahaya sekali," tegasnya.
Ia juga menyesalkan tidak ada satupun pihak Lion Air yang dapat memberi kejelasan atas persoalan yang terjadi. Bahkan saat terjadi penumpukan penumpang lantaran penundaan terbang, pihak Lion tetap melakukan penjualan tiket.
"Kita mau ketemu dengan pihak yang kompeten tidak ada, ini yang bikin kesal," pungkasnya.
(Risna Nur Rahayu)