ABUJA - Pemerintah Nigeria memutuskan untuk tetap melanjutkan proses penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) walaupun ada ancaman dari kelompok militan Boko Haram.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (30/3/2015), Komisi pemilu Nigeria menegaskan tidak akan terpengaruh oleh ancaman Boko Haram yang akan menggagalkan proses pemilu di sana.
Diberitakan sebelumnya, Boko Haram melakukan serangan di negara bagian Borno saat pelaksanaan pemungutan suara pada Sabtu 28 Maret. Sebanyak 25 orang dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Selain masalah keamanan, pemilu Nigeria kali ini juga diwarnai oleh permasalahan teknis. Hal ini dikarenakan proses pemungutan suara yang dilakukan secara elektronik mengalami kegagalan. Banyak pemilih yang tidak bisa mengikuti jalannya pemilu karena gangguan tersebut.
Di Negara Bagian Rivers state, ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa pada Minggu 29 Maret. Para demosntran menemukan fakta jika hanya 450 kartu pemilih yang bisa terbaca oleh alat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di sana. Padahal, ada ribuan pemilih yang berhak untuk melakukan pencoblosan.
Demonstrasi pun juga terjadi di Kota Port Harcourt, mereka menilai pemilu kali ini hanya sebagai dagelan politik semata agar Presiden Goodluck Jonathan tetap memimpin di Nigeria.
Nigeria pada Sabtu 29 Maret menggelar pemilihan presiden dengan dua kandidat, yaitu calon incumbent Goodluck Jonathan dan lawannya, mantan Panglima Militer Nigeria Muhammadu Buhari.
(Muhammad Saifullah )