WASHINGTON - Para pejabat Amerika Serikat (AS) menuding Iran telah mengirim tujuh hingga sembilan kapal perangnya ke Yaman. Kuat dugaan, beberapa kapal perang tersebut dikirim Iran untuk membantu Kelompok Houthi yang sedang menguasai Kota Pelabuhan Aden dalam konflik di Yaman.
Para pejabat AS khawatir konflik berkepanjangan di Yaman akan semakin memicu konfrontasi antara Arab Saudi dan Iran.
Menurut pejabat AS itu, kapal-kapal Iran berpotensi memasok senjata ke Kelompok Houthi di Yaman. Laporan dari pejabat AS itu muncul di tengah agresi Koalisi Arab Saudi terhadap Kelompok Houthi di Yaman yang telah berlangsung tiga pekan.
Hingga kini, belum jelas apakah kapal-kapal Iran itu sampai ke pelabuhan di Kota Aden atau tidak. Pasalnya, wilayah perairan di sekitar Yaman sudah diblokade Koalisi Arab Saudi.
Juru bicara Komando Pusat AS, Kolonel Pat Ryder mengatakan, meskipun AS mendukung dan membantu agresi Koalisi Arab Saudi terhadap Houthi di Yaman, namun AS tidak terlibat dalam blokade di peraian Yaman.
“Kami memang membantu agresi militer Koalisi Arab Saudi terhadap Kelompok Houthi di Yaman. Namun, AS sama sekali tidak terlibat dalam blockade di peraian Yaman,” ujar Kolonel Ryder, seperti dikutip The Hill, Senin (20/4/2015).
“Meski demikian, Angkatan Laut AS pernah melihat kapal berbendera Panama yang berlayar di Laut Merah pada 1 April 2015, yang dicurigai membawa persenjataan untuk Kelompok Houthi di Yaman,” lanjutnya.
Meskipun Saudi menegaskan tidak akan berperang dengan Iran, para pejabat AS tetap khawatir Angkatan Laut Iran dan Arab Saudi bisa terlibat konfrontasi, dan kedua negara bisa terlibat perang.
”Kami membantu Arab Saudi untuk melindungi wilayah mereka sendiri dan untuk melakukan operasi yang dirancang untuk akhirnya menyelesaikan konflik di Yaman lewat jalur politik,” ujar Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter.
Hingga kini, Pemerintah Iran belum menanggapi tuduhan para pejabat AS itu. Iran sebelumnya mengerahkan kapal perang untuk mendekati perairan Yaman. Namun, Iran berdalih misi kapal perang itu untuk menyelamatkan rute kepentingan Iran di Laut Merah dari ancaman perompak.
(Muhammad Saifullah )