Sikapi Kasus Novel, SBY Elegan tapi Jokowi Grasa-grusu

Antara, Jurnalis
Minggu 03 Mei 2015 16:35 WIB
Novel Baswedan (Foto: Antara)
Share :

JAKARTA – Pro dan kontra diciduknya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, oleh Bareskrim Mabes Polri, bergulir di masyarakat dan Presiden RI, jadi salah satu sosok yang tentunya diminta turun tangan oleh publik.

Memang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah angkat bicara lewat media, di mana Kapolri Jenderal Badrodin Haiti diminta untuk tidak mengambil langkah kontroversial. Sayangnya, “aksi” Jokowi itu dinilai tidak elegan oleh Koordinator Nasional Relawan Gema Nusantara, M. Adnan Rarasina.

Adnan berkaca dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketika pada Oktober 2012, Novel yang juga cucu pendiri bangsa, AR Baswedan itu jadi sasaran Bareskrim untuk “digarap”, atas kasus yang sama, yakni dugaan penganiayaan tersangka pencuri sarang burung walet.

Tapi bukan itu yang dipersoalkan Adnan. Pasalnya aksi Jokowi angkat bicara lewat media massa, dinilai grasa-grusu (gegabah). Tak “main cantik” seperti yang dilakukan Presiden SBY 2012 lalu. Oleh karenanya, ketika Jokowi berbicara lewat media, hal itu dianggap sarat intervensi proses hukum.

"Di era Jokowi, penyikapan kasus Novel sangat amburadul alias 'grasa-grusu', kurang elegan. Di masa SBY, penyikapannya sangat elegan, cantik sekaligus menunjukkan ketegasan sikap, tanpa ada kesan intervensi kekuasaan terhadap penegakan hukum," beber Adnan.

Ketika di masa pemerintahan SBY semua figur “pembantu” presiden sudah bersikap sesuai perannya yang proporsional, justru di era Jokowi seolah berbanding terbalik.

Padahal Jokowi jika ingin buka suara, masih punya sejumlah figur sebagai “kepanjangan tangannya”, sebut saja Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto atau Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Jika semua komunikasi publik dilakukan sendiri oleh presiden, lantas apa fungsi dan tugas staf kepresidenan, yang katanya penuh lulusan Harvard, di bawah komando Luhut Pandjaitan dan dibayar mahal?," lanjutnya.

"Jangan malah Wakil Presiden (Jusuf Kalla) juga sampai harus turun langsung ke Mabes Polri, hanya untuk mengurusi soal Novel," tandas Adnan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya