JAKARTA - Sudah 17 tahun berlalu, namun peristiwa berdarah Mei 1998 masih meniggalkan bekas di hati para keluarga korban. Selama selang waktu tersebut, pemerintah belum bisa mengungkap siapa pelaku yang harus diadili demi menegakkan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi warga negara Indonesia (WNI).
Tak kurang 1.217 jiwa yang meninggal, 91 orang luka-luka, dan 31 lainnya hilang atas perjuangan reformasi di Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah telah berusaha keras untuk menemukan titik terang mengungkap peristiwa ini. Berbagai cara sudah ditempuh, tapi memang belum ada titik temu.
"Tentu kita sudah usaha keras dan selalu berusaha. Tapi, ya tentu yang dicapai belum memuaskan semua pihak. Jangan lupa ya, kasus seperti ini bukan hanya di Indonesia, apa kurang hebatnya AS? Presidennya terbunuh sampai sekarang tidak tahu siapa yang bunuh, AS jelas-jelas ada pelakunya," kata JK di Istana Wapres, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Beberapa upaya yang telah dilakukan, sambungnya, adalah memeriksa berbagai orang yang dicurigai sampai ke meja pengadilan. Bahkan, para pelaku diselidiki hingga luar negeri.
"Pemerintah satu ke pemerintah berikutnya, telah berusaha dengan baik. Telah diusut, malah diperiksa sampai luar negeri. Jangan lupa dulu balistiknya sampai diperiksa ke Belanda. Jangan lupa di pengadilan dan DPR," tandasnya. (ang)
(Arief Setyadi )