Melawan Rezim Orde Baru, Harus Siap untuk "Dihilangkan"

Feri Agus Setyawan, Jurnalis
Kamis 21 Mei 2015 07:28 WIB
Ilustrasi teatrikal perlawanan mahasiswa pada Mei 1998 (Foto: Antara)
Share :

JAKARTA – Tak sedikit ‘ongkos’ yang harus dibayar ketika menumbangkan Presiden RI kedua Soeharto di bawah rezim orde baru. Rezim yang telah bertahan hampir 32 tahun.

Bahkan, para aktivis saat itu harus membayar perjuangannya dengan nyawa dan dipaksa untuk “dihilangkan’ oleh penguasa.

Menurut salah seorang Aktivis ’98 dari Universitas Jakarta, Wahab Talaohu, haruslah kita pahami bahwa saat itu, mahasiswa dihadapkan pada rezim diktator Soeharto yang akhirnya, membuat mahasiswa sangat kritis dan senstif melihat situasi dan kondisi.

“Sebagai seorang aktivis, yang harus dikedepankan adalah kematian. Anda harus rela untuk mati demi perjuangan, karena Soeharto sangat kejam. (Kita harus) siap dipenjara, dan siap untuk hilang. Semua itu kami lakukan dengan kekuatan moral , semua dengan gerakan moral,” aku Wahab kepada Okezone.

Dia menuturkan, ada sejumlah aktivis yang hilang menjelang tumbangnya Soeharto dan sampai saat ini, tak diketahui keberadaannya. Mereka, lanjut Wahab, hilang begitu saja. Bahkan sampai saat ini, tidak ada bentuk pertanggungjawaban dari negara.

“Kita tahu saat itu, teman-teman aktivis banyak yang hilang dan sampai sekarang kita enggak tahu nasibnya. Mereka hilang begitu saja dan tidak ada pertanggungjawaban negara terhadap mereka. Itu semua membuat mahasiswa sangat serius memperjuangkan hak rakyat dan hak mahasiswa itu sendiri, “ imbuhnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya