Sementara, etnis Rohingnya menganggap diri mereka sebagai kelompok pribumi Burma keturunan pedagang Arab yang tinggal di Asia Selatan sejak abad ke-8. Di Myanmar, imigran Rohingya sulit mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan. Selain itu, Muslim Rohingya tidak dapat beribadah dengan bebas.
Sebelumnya, Pemerintah Myanmar telah menolak undangan pertemuan pembahasan pengungsi Bangladesh dan Rohingya oleh Pemerintah Thailand.
Namun, Pemerintah Myanmar akhirnya berjanji untuk menghadiri pertemuan pembahasan krisis Rohingya yang akan diselenggarakan pada 29 Mei 2015 di Bangkok, Thailand. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, selaku Juru Bicara Presiden Myanmar Thein Sein.
(Hendra Mujiraharja)