“Saya menganggap Ramadan sebagai waktu terbaik untuk pencetakan spiritual dengan mengendalikan keinginan duniawi saya. Ini adalah bulan saya berlatih berpantang dari arogansi, kesombongan, bergosip, fitnah, mengutuk, tidak menghargai orang lain, dan sejenisnya,” kata warga ekspatriat bernama Saleh Bucay kepada Arab News, Selasa (16/6/2015).
“Saya dengan rendah hati memohon kepada sesama ekspatriat non-Muslim (menghormati bulan suci Ramadan). Sebagai tanda hormat, mereka harus menghindari makan atau minum di depan orang-orang yang berpuasa, terutama di tempat umum,” lanjut Bucay.
Seorang pekerja asal Filipina, Neil Grajo, mengatakan kepada Arab News bahwa ia ikut berpuasa pada tahun lalu untuk menurunkan berat badan, mengubah beberapa kebiasaan buruk, dan menunjukkan rasa hormat kepada teman-temannya yang Muslim di tempat kerja.
“Ramadan juga bisa menjadi baik untuk negara seperti Filipina. Terutama, untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol yang tersebar luas, yang tidak hanya merugikan uang tetapi juga kehidupan mereka,” ujar Grajo. (Sindonews.com)
(Hendra Mujiraharja)