Berdasarkan pengakuan salah seorang mantan prajurit yang dirahasiakan identitasnya. disebutkan bahwa para prajurit Rusia terus diperintahkan untuk merangsek ke dalam wilayah Ukraina Timur. Bagi mereka yang menolak perintah diancam akan dijebloskan ke dalam penjara.
Sebagaimana diberitakan, konflik berkepanjangan di Ukraina Timur telah menimbulkan korban jiwa lebih dari 6.000 orang dalam kurun satu tahun. Fakta itu dikemukakan oleh pihak Komisi Tinggi PBB untuk HAM.
Sejak April 2014, setidaknya sebanyak 6.116 orang dari kalangan militer dan warga sipil telah terbunuh akibat konflik antara kelompok separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.
Konflik di Ukraina Timur pecah setelah dua Kota Donetsk dan Luganks yang berada di wilayah Donbass menggelar referendum untuk memisahkan diri.
Setelah referendum, mereka mengumumkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari Pemerintah Ukraina. Namun, Ukraina tidak terima dan menuduh Rusia ikut mendukung kelompok separatis di Ukraina Timur. Sejak saat itulah perang antara kelompok separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina mulai terjadi.
(Hendra Mujiraharja)