Jenderal Ahmad Yani dalam Kenangan

Randy Wirayudha, Jurnalis
Jum'at 19 Juni 2015 06:09 WIB
Amelia Yani bercerita mengenang sang ayah, Jenderal Ahmad Yani (Foto: ist)
Share :

“Hampir setiap hari (PKI) bikin aksi terus di Stadion Senayan (kini Gelora Bung Karno), bikin rapat raksasa. Tentara seperti ayah saya ini yang sekolah komando di Amerika, disebut Jenderal Pentagon yang berkulit sawo matang,” paparnya lagi.

“Beliau sempat diisukan pengkhianat (oleh PKI). Bapak kan memimpin dewan jenderal yang memang biasanya untuk membahas kenaikan pangkat perwira. Tapi isu itu dibuat-buat PKI, difitnah bahwa dewan jenderal untuk menggulingkan Soekarno. Nah, akhirnya pecahlah itu G30S (Gerakan 30 September 1965),” sambung Amelia.

Dalam gerakan itulah, Letjen Ahmad Yani jadi salah satu korban, ditembak pasukan Tjakrabirawa di rumahnya sendiri. Selang beberapa hari, jasad Letjen Ahmad Yani ditemukan bersamaan dengan sejumlah jenderal lainnya di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Titel “Pahlawan Revolusi” disematkan dan pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Jenderal penuh setelah disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Bentuk penghormatan akan sosoknya tak hanya diabadikan di museum ini, tapi juga sebuah masjid “Ahmad Yani”yang tak jauh dari museum, pada sebuah kapal TNI AL “KRI Ahmad Yani 351”, Bandara Achmad Yani di Semarang, serta Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) di Cimahi Jawa Barat.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya