Menurut Rosa Triana, istri dari Dubes Djoko, diperlukan tiga hari untuk menyiapkan semua jenis panganan khas Indonesia itu. “Tantangannya adalah bahan dan bumbu yang tidak berbeda dengan di Tanah Air. Jadi, kami sedikit berimprovisasi,” ujarnya.
Suasana Damaskus yang berangsur membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, membuat acara open house sukses diadakan sejak pagi hingga sore hari. Kekhawatiran ancaman pemberontak yang akan membombardir dan merebut Damaskus pada bulan suci Ramadan tidak terjadi. Bahkan sepanjang Ramadan hingga hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Damaskus relatif aman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Acara open house tahun ini merupakan yang pertama diadakan dalam kondisi krisis Suriah.
“Kalau tahun lalu, mana mungkin kita berani bikin acara seperti ini. Kondisi masih sangat berbahaya,” ungkap AM Sidqi, diplomat pelaksana fungsi penerangan sosial budaya KBRI Damaskus.
Setelah dibuka melalui lantunan doa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan bernyanyi bersama. Para mahasiswa dari Perhimpunan Pelajar Indonesia turut ujuk gigi di atas panggung yang telah disediakan. Tidak ketinggalan, Dubes Djoko ikut mengiringi organ para artis Indonesia di Damaskus itu.
(Hendra Mujiraharja)