XINJIANG – Pemerintah China diketahui telah mengeluarkan larangan berpuasa kepada seluruh umat Muslim di China, terkait konflik yang sedang meningkat dengan penganut Muslim di Uighur, Xinjiang. Meski begitu, pejabat Partai Komunis China tetap mengucapkan selamat Ramadan bagi warganya yang merayakan.
Dalam suatu pernyataan persnya, seorang pejabat tinggi PKC Zhang Chuanxin dan pejabat tinggi partai lain sama-sama berharap bulan Ramadan tahun ini dapat dirayakan dalam damai dan umat Muslim di China dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam menjalankan integritas dan memerangi ekstremisme.
“Selama bulan Ramadan, restoran Muslim (di China) berhak memutuskan untuk tetap menjalankan bisnis mereka. Tidak akan ada intervensi. Pemerintah lokal juga memastikan kegiatan umat beragama lain selama bulan Ramadan akan berjalan tertib dan lebih menjaga sikap,” demikian pernyataan Zhang dan parlemennya dalam siaran pers pada Kamis 2 Juni 2016, seperti dikutip dari Shanghaiist, Kamis (9/6/2016).
Bagi pemerintah setempat yang kini sedang gencar menggencet pergerakan ekstremisme Uighur yang dianggap teroris, umat Muslim yang tetap membuka restorannya dan menyediakan makan bagi warga non-Muslim adalah salah satu cerminan toleransi beragama yang ada di China.
“Ramadan adalah bulan baik bagi kami orang Muslim untuk menyucikan hati, meningkatkan pemahaman dan perenungan terhadap ajaran agama. Tapi kami sadar bahwa penduduk non-Muslim di sekitar tempat tinggal kami ini tetap membutuhkan kue dan pelayanan kami,” tutur Mayis Hagei, seorang pembuat kue di Provinsi Gansu, mengenai himbauan pemerintah untuk tetap menjalankan bisnis kulinernya seperti biasa selama bulan Ramadan.
(Silviana Dharma)