MEXICO CITY – Kejaksaan Agung Meksiko telah mengumumkan hasil penyelidikannya atas kasus hilangnya 43 mahasiswa setahun silam.
Jaksa Agung Meksiko Arely Gomez Gonzalez mengatakan pihaknya telah mempublikasikan lebih dari 80 arsip hasil penyelidikan kasus tersebut.
Mereka mengatakan penyelidikan itu melibatkan lebih dari 100 orang penyidik dalam rentang waktu tujuh bulan.
Sebelumnya, Gonzalez telah mengizinkan jurnalis untuk mengetahui lebih dari 50 ribu halaman hasil penyelidikan tersebut.
Hasil penyelidikan itu telah diunggah secara online, walaupun sejumlah nama dan rincian dalam dokumen itu ditutupi tinta hitam.
Belum terungkapnya kasus hilangnya 43 mahasiswa ini telah menimbulkan kemarahan masyarakat dan meningkatkan tekanan kepada Presiden Enrique Pena Nieto.
Akhir September lalu, para orang tua dari 43 mahasiswa Meksiko yang hilang memimpin pawai menuntut pemerintah untuk mengungkap kasus ini.
Sebelumnya ada pengakuan dari sebuah gang barkoba bahwa para mahasiswa itu telah tewas setelah aparat polisi menyerahkannya kepada kartel narkoba dengan imbalan uang.
Mereka mengklaim telah mengangkut jenazah para pelajar itu ke truk sampah dan membawanya ke tempat pembuangan sampah di Cocula, kota dekat Iguala.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto sebelumnya telah mengumumkan pembentukan tim khusus untuk menyelidiki kasus ini.
Sekelompok ahli independen menduga, puluhan mahasiswa itu siswa tewas setelah mengambil alih sebuah bis yang belakangan diketahui membawa obat-obatan terlarang.
Para mahasiswa itu menghilang pada 26 September 2014, di kota Iguala di negara bagian Guerrero selatan.
Mereka menuju kota itu untuk kemudian berencana menghadiri sebuah acara di Meksiko City.
Pemerintah federal sebelumnya mengatakan, polisi lokal di Iguala dan kota terdekat Cocula menahan para mahasiswa itu dan menyerahkannya kepada gang narkoba, yang kemudian diduga membunuh serta membakar jasadnya.
Tetapi tim ahli internasional, yang telah menghabiskan enam bulan dalam penyelidikannya, menemukan sejumlah kelemahan dari hasil penyelidikan pemerintah.
Sebelumnya, Pemerintah mengatakan bahwa tim ahli forensik telah mengidentifikasi dua jasad mahasiswa di lokasi pembuangan sampah.
(Retno Wulandari)