Sebelumnya, dua sahabat itu terkenal setelah tampil dalam situs jejaring sosial milik ISIS yang menampilkan mereka sedang menyandang senjata api Kalashnikov dan dikelilingi para pria bersenjata.
Pemerintah Austria meyakini foto itu sebagai poster propaganda ISIS untuk merekrut perempuan-perempuan muda.
Hingga saat ini, dilaporkan terdapat sedikitnya 130 warga Austria yang bergabung dengan kelompok militan ISIS. Seorang pakar menyatakan setengah dari mereka aslinya adalah pengungsi asal Bosnia yang mendapat perlindungan suaka di Austria sejak perang berdarah di Chechen.
Juru bicara Menteri Dalam Negeri Austria, Alexander Marakovits menyadari adanya peningkatan jumlah anak muda yang bergabung dengan kelompok ekstremis itu ke luar negeri.
Menurutnya, jika saja Pemerintah Austria bisa menahan kepergian mereka sebelum terbang ke Turki dan bergabung dengan ISIS di Suriah. Maka mereka pasti bisa mencegahnya melalui himbauan kepada orangtua mereka.
“Sebab sekali saja mereka meninggalkan negara ini, bahkan jika sesampainya di sana mereka berubah pikiran, sangat kecil kemungkinan mereka bisa kembali,” katanya.
(Muhammad Saifullah )