KABUL – Al Qaeda dan Negara Islam atau Islamic State in Iraq and al-Sham (ISIS) adalah kelompok yang disebut negara Barat sebagai kelompok ekstremis dan teroris yang menganggu stabilitas tatanan internasional.
Kedua kelompok tersebut tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di Barat, tetapi juga di Timur Tengah. Tidak sedikit komunitas-komunitas Muslim yang menolak tindak kekerasan dan penuh propaganda oleh Al Qaeda dan ISIS.
Dilansir dari Brookings, Al Qaeda tumbuh di bawah kepemimpinan Osaman bin Laden setelah invasi Uni Soviet ke Afghanistan pada tahun 2019, sedangkan ISIS dipimpin oleh Abu Masab al-Zarqawi setelah Amerika Serikat (AS) menginjakkan kakinya di tanah Irak pada 2003.
Meskipun sama-sama berasal dari Timur Tengah, perbedaan antara kelompok Al Qaeda dengan ISIS cukup terlihat. Selain terlibat dalam persaingan untuk mendapatkan afiliasi, keduanya juga memiliki target dan tujuan yang berbeda.
Target utama ISIS adalah Irak dan Suriah, serta negara-negara Islam di Timur Tengah. Mereka ingin melanjutkan tujuan pendahulunya, Abu Bakar al-Baghdadi, yakni ingin memurnikan komunitas Islam dengan menargetkan Syiah, agama minoritas, dan kelompok-kelompok jihadis saingannya.