JAKARTA – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menjadi salah satu titik balik bagi Indonesia, akan dimulai dalam waktu kurang dari sebulan lagi (31 Desember 2015). Namun, masyarakat masih banyak yang belum menyadari dan paham mengenai pelaksanaan pilar komunitas ekonomi ASEAN itu.
Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, merasa ada pengabaian dari pemerintah terhadap isu-isu ASEAN dan MEA. Menurutnya, hal ini berdampak besar pada kesiapan Indonesia
“Saya menjabat sebagai Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN (KSEA) sejak April 2014, pada waktu itu MEA sama sekali tidak ada gaungnya. Tiba-tiba November 2014, kita bicara mengenai strategi karena begitu banyaknya kekhawatiran mengenai MEA,” kata Ina dalam acara ‘Peluncuran Policy Paper Strategi Peningkatan Pemahaman Masyarakat Indonesia Tentang MEA’ di Gedung LIPI, Jakarta.
Setelah isu mengenai MEA menghangat sekira bulan Oktober-November tahun lalu, barulah strategi pengomunikasian MEA dirancang. Data-data pun mulai dikumpulkan dari berbagai sumber.
“Menurut saya memang pengabaian isu ASEAN secara umum dan MEA secara khusus itu juga membawa dampak yang luar biasa besar dalam kesiapan kita menghadapi MEA 2015,” lanjut Ina, Rabu (2/12/2015).
Tidak hanya itu, Ina juga merasa kesadaran pemerintah mengenai MEA masih rendah. Hal ini terlihat dari imbauan Kemlu untuk memasang bendera ASEAN berdampingan bersama bendera merah putih di instansi pemerintahan yang sampai saat ini tidak pernah dilakukan.
Bukan hanya bendera, ucapan selamat datang ASEAN yang biasa dipasang di pintu bandara, pelabuhan, dan imigrasi negara-negara anggota juga tidak pernah terpasang dalam waktu yang lama.
(Rahman Asmardika)