Ia menuturkan, menjadi pengemis sudah serasa tradisi yang harus dilakukan secara turun temurun. Ketika orangtua mereka menjadi pengemis di Jakarta, maka anaknya pun mengikuti jejak orangtuanya.
Namun demikian, lanjut Zaenal, tidak sedikit dari mereka yang berhasil. Dulu rumah mereka hanya gubuk reot dengan ukuran dua kali tiga meter, sekarang atas hasil mengemis itu, mereka bisa membangun rumah yang layak dan permanen, serta membeli kendaraan berupa sepeda motor.
Akan tetapi, kesadaran terhadap pendidikan masih rendah. Para pengemis lebih memilih membangun rumah yang megah ketimbang menyekolahkan anak mereka hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
(Abu Sahma Pane)