BRUSSELS – Harian Nieuwsblad mengungkap fakta mengejutkan soal tragedi Bom Brussels. Sedikitnya 50 simpatisan ISIS sedang bekerja di Bandara Zaventem yang menjadi target ledakan bom pada Selasa 22 Maret 2016.
Fakta mengejutkan itu diperoleh dari keterangan seorang pejabat keamaan bandara. Simpatisan ISIS itu disebut memiliki lencana keamanan bandara dengan akses hingga kokpit pesawat. Menurutnya, semua orang dapat berkeliaran di bandara meski pernah memiliki catatan kriminal.
“Di masa lalu, otoritas berhasil mencabut lencana sejumlah orang karena bersimpati pada ISIS terkhusus mereka yang bekerja di toko, sebagai pembersih bandara, dan layanan bagasi,” ujar kepolisian bandara, sebagaimana dilansir Russia Today, Jumat (1/4/2016).
“Bagi kami, jelas para teroris ini dibantu oleh mata-mata mereka yang telah menguji keamanan bandara kami sebelum melakukan aksinya,” imbuh petugas yang tidak diketahui namanya itu.
Sebagaimana diberitakan, bom mengguncang kota Brussels pada Selasa pagi waktu setempat. Ledakan terjadi di dua tempat, yakni Bandara Zaventem dan Stasiun Maelbeek serta menewaskan sedikitnya 35 orang.
Kejaksaan Belgia mengidentifikasi kedua pengebom bunuh diri adalah kakak-beradik Khalid dan Ibrahim Barkaoui. Keduanya diketahui merupakan warga lokal Belgia. Keduanya juga memiliki catatan kepolisian karena terlibat organisasi kriminal, namun bukan aksi terorisme. Ibrahim Bakraoui diyakini sebagai pengebom Bandara Zaventem.
(Wikanto Arungbudoyo)