DHAKA – Mahasiswa hukum Bangladesh, Nazimuddin Samad, dibunuh setelah mengkritik kelompok radikal Islam melalui akun Facebook miliknya. Pria berusia 28 tahun itu menjadi korban terbaru dari rangkaian pembunuhan terhadap aktivis dan blogger sekuler di Bangladesh.
Nama Nazimuddin Samad juga diketahui masuk daftar 84 blogger yang dikeluarkan kelompok radikal Islam. Daftar nama itu kemudian diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri Bangladesh.
“Sedikitnya empat militan menusuk kepala Nazimuddin Samad dengan sebilah golok. Saat tersungkur, salah seorang pelaku menembak kepalanya dari jarak dekat. Dia meninggal di tempat kejadian,” ujar Wakil Komisaris Kepolisian Dhaka Syed Nurul Islam, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (7/4/2016).
“Ini kasus pembunuhan terencana. Namun, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab,” tambahnya. Nurul Islam mengatakan jajarannya tengah melakukan penyelidikan apakah Nazimuddin dibunuh karena tulisannya di sosial media.
Harian Dhaka Tribune melaporkan para penyerang menyerukan ‘Allahu Akbar’ saat menusuk mahasiswa Universitas Jagannath itu di sebuah jalanan. Samad memang dikenal mengkritik agama dan konstitusi Bangladesh.
“Evolusi adalah kenyataan sains. Agama dan ras adalah penemuan dari manusia yang buas dan tidak beradab,” tulisnya dalam akun Facebook yang sudah tidak aktif sejak Maret.
(Wikanto Arungbudoyo)