JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyangkal Sunny Tanuwidjaja merupakan staf khususnya. Namun, ia mengaku bahwa sebagai orang yang kerapkali berinteraksi dengan Sunny, banyak masukan soal politik yang diterimanya. Hal ini karena keterlibatan Sunny dalam lembaga riset Center for Strategic and International Studies (CSIS).
"Saya tidak ada staf pribadi sebenarnya, tapi saya punya belasan staf. Kalau Sunny lebih banyak kasih advice politik karena dia CSIS," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Namun saat diminta keterangan soal pengaruh Sunny dalam keputusannya maju ke Pilgub DKI lewat jalur independen, Ahok pun menyangkal hal tersebut. Ia menyatakan bahwa keputusan maju lewat jalur independen diambil lantaran banyaknya aspirasi yang berasal organisasi pendukungnya, Teman Ahok.
"Oh tidak, (pilihan maju independen) saya yang putuskan. Tadinya saya enggak gubris sampai saya melihat Teman Ahok ngumpulin KTP 500 ribu lebih dan saya lihat di berita mereka mau buka calon saya," tambahnya.
(Baca juga: Keberadaan Sunny Tanuwidjaja Tak Diketahui Usai Dicekal KPK)
Meskipun banyak pihak yang berada di lingkaran kekuasaannya, Ahok mengklaim keberadaan mereka tak banyak memengaruhi kebijakan yang dibuatnya sebagai gubernur. Ahok menjelaskan, relasinya dengan para staf di bawahnya adalah hubungan saling mengingatkan jika terjadi kesalahan kinerja.
"Ini bahasa kampung saya, kalau bodoh nurut, kalau pintar ngajar. Jadi, saya sama staf saya sederhana, kalau Anda lebih pintar, ajarin saya, kalau lebih bodoh, saya ajarin," ungkapnya.
(Rachmat Fahzry)