JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tak akan menanggapi kemunculan “manusia perahu”, yakni warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang menolak penggusuran dan memilih bertahan di atas perahu. Ahok menolak untuk mengasihani para nelayan tersebut karena justru mereka telah menyengsarakan keluarga mereka sendiri.
(Baca Juga: Tangis Uci, Warga yang Jadi "Manusia Perahu" Setelah Digusur Ahok)
“Anda mau pindah ke rumah susun Pulau Seribu pun kalau sudah jadi boleh. Jadi, siapa yang sengsarakan siapa, enggak usah bikin film sinetron lha,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (143/4/2016).
Ahok bahkan curiga, para “manusia perahu” tersebut tengah menunggu saat yang tepat untuk kembali menduduki tanah negara, usai pembangunan sheet pile atau turap dinding beton selesai nantinya
“Biarin saja dia mau di perahu. Nanti kamu kalau nginjak-nginjak negara bikin tenda lagi, dia kan nunggu biasanya pengalaman kita, begitu sudah selesai sheet pile, dia ingin dudukin lagi, bikin tenda, ya kita sikat,” ungkap dia.
(Baca Juga: Usai Digusur, Warga Pasar Ikan Pilih Jadi "Manusia Perahu")
Mantan Bupati Belitung Timur ini pun mempertanyakan mengapa para nelayan tersebut menolak untuk dipindahkan ke rumah susun dengan segala fasilitas yang telah disediakan Pemprov DKI.
“Jangan seolah-olah kasihan. Justru dia kurang ajar, menyengsarakan keluarganya. Kita kasih Anda rusun, anak anda dapat KJP, naik bus tidak bayar, (Rusun) Marunda dekat laut, bisa pinjamin modal Rp5 sampai Rp10 juta, kita juga sudah siapin tambak di Pulau Seribu,” terang dia.
(Khafid Mardiyansyah)