“Tapi perbedaan terbesarnya (secara praktik) ada, karena Islam di Inggris minoritas hanya lima persen di seluruh Inggris dan 10 persen di London, jadi tidak ada perayaan besar. Hanya yang penting kumpul dengan keluarga. Tapi di Indonesia, umat Muslim menjadi budaya dominan sehingga suasananya adalah suasana mayoritas,” jelasnya.
Meskipun terbilang minoritas, ayah tiga orang anak ini meyakinkan toleransi beragama di negaranya sangat baik. Orang-orang Muslim disediakan rumah-rumah ibadahnya, Masjid banyak terutama di kota-kota besar.
Setiap kali bulan Ramadan, perusahaan di Inggris juga sudah menerapkan penyesuaian antara kewajiban bekerja dan agama. “Sehingga biasanya, untuk umat Muslim yang berpuasa, ingin datang lebih awal atau pulang lebih cepat, itu dibolehkan. Cuti pada hari raya juga tidak masalah,” tuturnya.
Selain itu, ia mencontohkan, toleransi beragama yang paling ketara, jelas adalah keterpilihan Sadiq Khan sebagai Wali Kota Muslim pertama di London. Tidak hanya dia, tetapi banyak politisi dan pejabat senior yang berasal dari kalangan minoritas, imigran maupun umat Islam sudah bisa mengisi posisi-posisi yang penting dan presisi di pemerintahan.
(Silviana Dharma)