JAKARTA - Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri Mapolresta Solo sehari sebelum Idul Fitri disebut sebagai teroris kelas kakap. Hal itu dilontarkan Jenderal Tito Karnavian yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT).
Tak hanya itu, Tito juga menyebut bahwa Rohman teridentifikasi menjadi buronan sejak 2000 dan ada kaitannya dengan kelompok radikal ISIS.
"Padahal setelah kita cek, data kelahirannya adalah tahun 1985. Berarti di tahun itu usia yang bersangkutan masih 14 tahun. Dalam usia itu di literatur ilmiah bahwa orang belum mampu berpikir di luar kepentingan dirinya dan diluar pemikirannya," kata Komisioner Komnas HAM Hafid Abbas dalam konferensi pers di PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016).
Hafid memaparkan, apabila Rohman masuk sekolah usia 7 tahun, berarti ia sudah menjadi teroris sejak kelas 6 SD atau setidak-tidaknya 1 SMP. Ia menilai, di usia seperti itu tentu sangat mudah untuk menangkap Rohman dengan mendatangi sekolahnya.
"Nggak mungkin anak seusia itu punya idealisme berkorban untuk segalanya. Biasanya idealisme itu baru terbentuk di jenjang perguruan tinggi. Tapi dalam usia SD belum. Nah dengan itu ada kecurigaan mungkin masyarakat perlu tahu apa betul dia jadi teroris sejak SD?," sindirnya.