Gotrasawala sejak awal memang mempertemukan hal tersebut. Selain tentunya juga sebagai ajang silaturahmi di antara para seniman tradisional di wilayah Ciayumajakuning. Dari situ, diharapkan bisa menyusun benang merah seni dan kebudayaan Cirebon di masa lalu, masa kini dan yang akan datang.
“Kita mengambil spirit dari event akbar Gotrasawala di abad 17 yang melahirkan karya gemilang Pangeran Wangsakerta. Spiritnya ialah menjadi Cirebon sebagai alah satu pusat seni-budaya dunia. Gotrsawala abad 17 itu juga tengah memperkenalkan bahwa Cirebon merupakan bagian penting dari peta raja-raja Nusantara maupun dunia,” tuturnya.
Selain itu, sebagaimana festival, wilayah dialektika intelektual juga menjadi event penting sebagaimana pementasan-pementasan seni. Karenanya, ada sejumlah seminar bertajuk seni-budaya Cirebon atau Jawa Barat.
“Gotrsawala awal kita membahas soal situs Gunung Padang di Cianjur, sekarang kita bahas soal Kerajaan Tarumanegara, sebagai kerajaan pertama di tanah Sunda. Seminar juga membahas kebudayaan Cirebon kekinian dan yang akan datang,” tandasnya.
(Rizka Diputra)