Sebagai pemimpin RT, Muklas tidak rela Kebanyakan dicap kampungnya pengemis. Menurutnya, yang mengemis itu kebanyakan oknum dan bukan warga asli di sana. Karena masih banyak warga setempat yang bekerja sebagai tukang jahit.
"Memang ada tapi itu hanya oknum bukan berarti semua warga mengemis. Dari sekian ratus warga saya itu kan tidak sampai sepuluh persen yang mengemis. Justru di sini kebanyakan buruh jahit yang kerja di konveksi," terang Muklas.
Mereka yang mengemis itu, kata Muklas, berangkat dari rumahnya pagi biasanya berkeliling di kompleks perumahan, bahkan hingga keluar kota seperti ke Cilegon yang berjarak 14 kilometer.
Mereka kadang diantar pagi dan dijemput pada sore hari oleh suaminya dengan sepeda motor. Bagi yang tak punya motor, maka hanya berjalan kaki untuk mengais iba.
(Salman Mardira)