Pilih Tinggal di Indonesia, Pengungsi Timor Leste 16 Tahun Hidup Tanpa Listrik

Zulfikarnain, Jurnalis
Sabtu 17 September 2016 02:03 WIB
Ilustrasi (Okezone)
Share :

MAKASSAR – Sejak mengungsi pada 1999, 500 pengungsi yang berasal dari Timor Leste di Desa sejati, Kecamatan Tobadak, kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat, masih hidup dengan penerangan seadanya.

Mereka terpaksa menggunakan penerang minyak tanah, sementara beberapa penduduk yang berkecukupan menggunakan genset.

"Sampai saat ini belum ada penerangan (listrik) dari pemerintah, masyarakat masih pakai penerangan minyak tanah. Ada juga yang pakai penerangan dari mesin genset," ungkap Kordinator KontraS Sulawesi, Narsum, Jumat kemarin.

Dari hasil pemetaan KontraS, letak desa yang sulit diakses menjadi faktor tidak adanya listrik PLN yang masuk. Selain jauh dan tinggi, jalur transportasi juga masih tanah berbatu.

"Lokasinya berada di atas ketinggian, sehingga akses menuju kesana harus melewati punggungan perbukitan, menanjak dan menuruni punggungan perbukitan. Selain itu, kondisi jalan merupakan jalan tanah, berpasir, dan bebatuan kerikil," lanjut Nasrum.

Ia menerangkan, bukan hanya listrik, para pengungsi juga kesulitan mengakses dunia luar. Apalagi saat kala musim hujan tiba.

Biaya yang dibutuhkan untuk sampai ke Desa Sejati dari Kota Mamuju Tengah cukup besar. Jasa ojek yang kerap digunakan warah sebesar Rp50-75 ribu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya