Pencalonan diri Indonesia menjadi DK Tak Tetap PBB ini merupakan yang keempat kalinya, setelah terpilih pada tahun 1974-1975, 1995-1996 dan 2007-2008 . Sedikitnya ada dua tantangan utama yang dihadapi pada kampanye kali ini. Pertama, Indonesia harus mampu meyakinkan betul kontribusinya dalam menjaga perdamaian dunia. Kedua ialah munculnya negara yang baru pertama kali mendaftar jadi DK Tak Tetap PBB.
"Kehadiran negara yang baru pertama kali mendaftar ini jadi tantangan tersendiri bagi Indonesia meyakinkan negara-negara lain untuk mendukung. Apalagi pengalaman kita lebih nyata. Kalaupun kita menang nanti, itu bukan karena kampanye yang baru-baru ini digalakkan, tapi didasarkan perjalanan panjang diplomasi Indonesia," imbuhnya.
Meski menolak menyebut negara-negara mana saja yang sudah mengutarakan dukungan penuhnya, Tata meyakinkan setidaknya ASEAN pasti solid. Sebab ada mekanisme tak tertulis di antara negara anggota kawasan untuk selalu saling dukung di forum internasional manapun. Apalagi dalam kasus ini, tidak ada negara anggota ASEAN lain yang mengajukan diri sebagai DK Tak Tetap PBB pada periode 2019-2020.
(Rahman Asmardika)