FOKUS: Misteri "Orang Besar" di Balik Kasus Antasari Azhar

"Setelah saya membaca banyak buku, setelah saya merenung akhirnya saya putuskan bahwa saya ikhlas lahir batin apa yang saya terima. Saya tak ingin lagi mengusut yang sudah terjadi. Saya serahkan ke Allah, biar Allah yang hukum, saya sudah terima hukuman negara, namun hukuman Allah lebih berat nantinya," terang Antasari dalam konferensi pers sesaat usai ia bebas, di Lapas Tangerang, Kamis (10/11/2016).

Menurut Antasari, segala dendam dirinya yang terjadi saat ia masuk penjara, sudah tertinggal di balik jeruji besi. Ia mengaku ingin hidup damai dengan dua mantu dan tiga cucu di rumahnya. "Begitu saya bebas, dendam saya, benci saya, semua tertinggal di sana (penjara)," ujarnya.

Kebebasan Antasari ini mendapat sambutan hangat dari banyak tokoh. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah misalnya yang tak lupa tentang sepak terjang Antasari yang disebutnya sebagai senior itu dalam menuntut banyak koruptor di Indonesia. Fahri berharap kasus Antasari ini jadi pengalaman bagi penegak hukum dan masyarakat luas.

Fahri sendiri mendorong Antasari untuk mengungkapkan secara terbuka rahasia di balik kasus ini. “Dia harus mengungkapkan dan terbuka tapi orientasinya ya sudahlah perbaiki keadaan, bukan karena dia dendam atau kecewa, toh yang menghukum dia juga sekarang sudah enggak ada semua,” kata Fahri di Gedung DPR.

Menurutnya lagi, kasus ini menunjukkan bagaimana hukum di Indonesia bisa dipermainkan oleh segelintir orang. Praktik seperti ini menurutnya harus dilawan, bukan malah diterima begitu saja.

“Apa guna kritik dan demonstrasi ini karena kita enggak mau hukum itu nampak bisa dipermainkan. Negara yang hukum nampak bisa dipermaikan itu negara yang ditinggali, orang (investor) enggak mau datang, kepastian hukum itu selalu top nomor satu dalam survei, kalau orang itu mau datang ke suatu negara (harus ada kepastian hukum),” tegasnya.

Berubahkah pilihan Antasari? (qlh)

(Amril Amarullah (Okezone))