Myanmar Sangkal Laporan Militernya Tewaskan 86 Muslim Rohingya

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Sabtu 19 November 2016 06:01 WIB
Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar (Foto: Soe Zeya Tun/Reuters)
Share :

NAY PYI TAW – Pemerintah Myanmar menolak tuduhan bahwa militernya telah menewaskan sedikitnya 86 orang Muslim Rohingya dalam konflik bersenjata baru-baru ini. Konflik tersebut menyebabkan lebih dari 30 ribu orang mengungsi dari negara bagian Rakhine.

Ratusan Muslim Rohingya berupaya melarikan diri dari operasi militer yang diberlakukan setelah terjadinya eskalasi kekerasan di negara bagian Rakhine. Beberapa di antara mereka yang lari ditembak saat berupaya menyeberangi sungai di perbatasan dengan Bangladesh. Laporan dari satuan tugas bernama “Tatmadaw” yang dibentuk Aung San Suu Kyi menyangkal tuduhan tersebut.

“Mengenai insiden tersebut, setelah bertanya kepada Tatmadaw dan petugas penjaga perbatasan di wilayah tersebut, kami bisa mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar,” ujar Komite Informasi Dewan Negara Bagian Rakhine, disitat Reuters, Sabtu (19/11/2016).

Komite tersebut menambahkan, pasukan militer dan penjaga perbatasan tidak melakukan operasi di dekat perbatasan. Mereka disebut hanya menjalankan operasi pembersihan wilayah di lingkaran dalam negara bagian Rakhine. Pasukan Myanmar diterjunkan ke sepanjang perbatasan dengan Bangladesh di Rakhine untuk merespons serangan dari kelompok militan di pos penjagaan pada 9 Oktober 2016.

Pasukan militer mengunci distrik tersebut sehingga menutup akses masuk para relawan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan peninjau independen. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak agar perbatasan dengan Bangladesh tersebut dibuka.

“Sangat penting perbatasan tersebut tetap dibuka untuk orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan saat ini,” tutur juru bicara Badan Pengungsi PBB Adrian Edwards di Jenewa, Swiss pada Jumat 18 November 2016. Di saat bersamaan, pasukan penjaga perbatasan Bangladesh mengembalikan 82 Muslim Rohingya, termasuk anak-anak dan perempuan, yang hendak meninggalkan Myanmar.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya