Salah satu kunci memecahkan misteri itu adalah keterangan dari pramugari pesawat yang berhasil selamat, Ximena Sanchez. Perempuan asal Bolivia itu mengakui pesawat kehabisan bahan bakar hanya beberapa saat sebelum kecelakaan. Penyidik akan meminta keterangan darinya lebih lanjut pada Rabu 30 November 2016 sore waktu setempat.
“Kami kehabisan bahan bakar. Mesin pesawat tiba-tiba mati. Hanya itu yang dikatakan Ximena kepadaku,” tutur Arquimedes Mejia yang membantu menarik Ximena dari bangkai pesawat. Penyidik juga meminta keterangan dari kopilot maskapai Avianca bernama Juan Sebastian Upegui yang tengah mengontak menara pengawas Bandara Jose Maria Cordova, Medelin, saat insiden terjadi.
“Mayday Mayday! Kami mengalami gangguan elektrik. Saya ingat saya berdoa bagi mereka. ‘Ayo, ayo, ayo’. Lalu tiba-tiba semuanya berhenti. Perempuan petugas menara pengawas itu berhenti berbicara dan ia terdengar sangat sedih. Kami yang ada di pesawat mulai menangis,” tutur Upegui.
Salah satu petunjuk lainnya adalah tidak ada sisa bahan bakar di lokasi kecelakaan. Biasanya pesawat akan terbakar karena terbentur sesuatu hingga tercipta bola api. Enam orang yang berhasil selamat dari bangkai pesawat semakin menguatkan dugaan tersebut. Sebab, mereka berhasil selamat karena pesawat tidak meledak.
Sebagaimana diberitakan, pesawat yang membawa rombongan klub sepakbola Brasil Chapecoense Real itu terjatuh di Medelin pada Senin 28 November 2016. Sebanyak 71 orang tewas dalam insiden tersebut. Sebagian besar pemain klub Chapecoense meninggal dunia. Presiden Brasil Michel Temer mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional demi mengenang para korban.
(Wikanto Arungbudoyo)