Mantan Sekjen PBB Kunjungi Myanmar di Tengah Krisis Rohingya

Antara, Jurnalis
Jum'at 02 Desember 2016 15:37 WIB
Ilustrasi: pengungsi Rohingya. (Foto: Al Jazeera)
Share :

"Masalah Rakhine adalah masalah dalam negeri. Kami tidak bisa menerima campur tangan dari luar," kata Maung Khin, seorang petani yang ikut dalam aksi protes tersebut.

"Kami tidak memerlukan orang asing untuk masalah dalam negeri kami. Hal ini memperlihatkan pemerintah tidak menangani masalah ini," katanya.

Baik pemerintah maupun pihak militer menolak tuduhan dari warga dan kelompok hak asasi manusia bahwa tentara telah memperkosa perempuan Rohingya, membakar rumah dan membunuh warga sipil selama operasi militer.

Pejabat PBB mengatakan bahwa lebih dari 10 ribu orang terpaksa melarikan diri ke Bangladesh dalam beberapa minggu terakhir ini.

Suu Kyi kemudian akhirnya tunduk kepada tekanan internasional dengan membentuk komisi untuk menyelidiki penyerangan dan dugaan pelanggaran kemanusiaan oleh militer. Namun Suu Kyi enggan menjawab perihal pilihannya terhadap ketua komisi, yaitu Wakil Presiden Myint Swe yang merupakan kepala intelijen militer yang ditakuti di bawah mantan junta militer Than Shwe. Myint Swe menjabat sebagai kepala operasi khusus di Yangon ketika Than Shwe memerintahkan penumpasan protes anti-junta yang dipimpin para biksu Budha pada 2007, yang dikenal dengan julukan Saffron Revolution (Revolusi Kuning-Jingga).

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya