Bali Democracy Forum 2016 Catatkan Rekor Kehadiran Delegasi

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Jum'at 09 Desember 2016 19:04 WIB
Delegasi Bali Democracy Forum. (Foto: Okezone)
Share :

NUSA DUA – Gelaran Bali Democracy Forum 2016 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, telah berakhir. Gelaran kesembilan kali ini mencatatkan rekor jumlah peserta, yakni 101 delegasi negara dan enam organisasi internasional. Jumlah tersebut meningkat pesat dibandingkan Bali Democracy Forum (BDF) pertama pada 2008 yang hanya dihadiri 36 negara.

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia (Wamnelu), AM Fachir, didaulat untuk memberikan pernyataan untuk menutup rangkaian BDF 2016. Pria berkumis itu menyampaikan tiga poin penting dalam pidato penutupan, yang salah satunya menyinggung peran pemerintah.

“Pertama, pemerintah dan pemimpin nasional berperan besar dan penting untuk mempromosikan demokrasi, menampilkan toleransi moderasi, dan penghormatan keberagaman. Kedua, memelihara dan menyuburkan demokrasi, toleransi, dan tata kelola pemerintahan yang baik lewat sektor pendidikan serta media sosial. Ketiga, terus melakukan upaya berbagi mengenai berbagai macam isu terkini di forum-forum internasional,” tutur Fachir, Jumat (9/12/2016).

Sementara mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Pati Djalal, mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Bali Democracy Forum yang menyebut bertumbuhnya aksi xenophobia sebagai salah satu tantangan di dunia. Pria kelahiran Beograd, Serbia itu menyerukan agar demokrasi tetap harus diperjuangkan.

“Bali Democracy Forum kali ini sangat penting karena berlangsung ketika banyak negara stres soal demokrasi. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), George Bush, pernah ingin membuat pertemuan serupa BDF di Pasifik, tetapi tidak pernah jalan. Namun, format BDF yang dikembangkan Indonesia sangat berhasil dan terus berkembang sehingga dianggap sebagai aset untuk diplomasi,” tutur Dino Pati Djalal.

Debat terbuka dan diskusi panel yang berlangsung sepanjang penyelenggaraan menghasilkan berbagai macam gagasan dan pemikiran oleh masing-masing negara terkait tema yang dibahas. Seluruh peserta meyakini bahwa semua pihak memiliki kontribusi untuk memajukan demokrasi guna menampilkan toleransi moderasi termasuk menghormati keberagaman.

Memang tidak ada perjanjian, deklarasi, atau piagam yang dihasilkan dari Bali Democracy Forum. Tujuan penyelenggaraan forum ini adalah agar setiap peserta dapat saling berbagi mengenai pengalaman mereka menjalankan demokrasi di negara masing-masing. Wamenlu Fachir yakin, masing-masing pihak sudah sadar akan pentingnya berbagi. Ia mengimbau agar semua pihak juga melanjutkan upaya-upaya merawat demokrasi, pluralisme, dan toleransi yang sudah diakui oleh dunia internasional.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya