PIDATO PERPISAHAN OBAMA: Warga AS Diminta Aktif Melawan Radikalisme

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Rabu 11 Januari 2017 10:32 WIB
Presiden AS Barack Obama berpesan agar warga AS aktif melawan radikalisme (Foto: Jonathan Ernst/Reuters)
Share :

CHICAGO – Semangat kebebasan beragama, berpikir, dan berpendapat adalah ciri dari demokrasi Amerika Serikat (AS). Presiden Barack Obama meminta kepada warganya agar perintah luhur konstitusi itu tidak boleh ditantang, termasuk oleh kalangan fanatik terhadap kekerasan.

Pria berusia 55 tahun itu menyebut kelompok tersebut mewakili ketakutan akan perubahan dan perbedaan di masyarakat. Bom Boston pada 2013, penembakan di kelab gay Orlando, dan penembakan di San Bernardino adalah sebagai pengingat akan berbahayanya radikalisme.

“Karena intelijen, aparat penegak hukum, dan diplomat kita, tidak ada kelompok teroris asing yang melakukan teror di sini. Boston, Orlando, dan San Bernardino adalah contoh betapa berbahayanya radikalisme yang tumbuh di dalam negeri,” ucap Obama dalam pidato perpisahannya di Chicago, Illinois, Kamis (11/1/2017).

Salah satu keberhasilan di masa pemerintahan Obama dalam bidang terorisme adalah tewasnya dalang utama serangan teror ke menara kembar World Trade Centre (WTC), Osama bin Laden. Melindungi cara hidup warga AS bukan hanya tugas militer, tetapi juga tanggung jawab warga Negeri Paman Sam.

“Sebagai penduduk, kita harus waspada terhadap agresi internal. Itu mengapa selama delapan tahun terakhir, saya melawan terorisme lewat cara ‘lembut’. Saya menutup penjara Guantanamo dan saya menolak diskriminasi terhadap Muslim Amerika,” ucap Obama yang disambut dengan tepuk tangan panjang oleh hadirin.

Presiden ke-44 AS itu menyatakan, terorisme tidak akan menang terhadap negaranya selama warga masih memegang teguh nilai-nilai luhur yang ditanamkan para pendiri bangsa. Dua rival tradisional AS, Rusia dan China, juga tidak akan mampu menyaingi pengaruh sebagai negeri adidaya kecuali warga juga mulai meninggalkan nilai-nilai tersebut.

“Perlawanan terhadap radikalisme dan isu sektarian harus terus dilakukan. Jika kebebasan dan supremasi hukum sudah diabaikan, kita akan melihat peperangan di antara bangsa Amerika. Mari tetap waspada dan tidak takut,” pungkas Obama.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya