NEWS STORY: Supersemar Ibarat Kudeta Majapahit?

Randy Wirayudha, Jurnalis
Sabtu 11 Maret 2017 10:11 WIB
Dua dari tiga versi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Foto: Wikipedia)
Share :

SURAT Perintah 11 Maret 1966 alias Supersemar. Suka atau tidak suka, keluarnya surat “sakti” ini mengubah arah perjalanan republik ini. Mengubah rezim Orde Lama pimpinan Presiden pertama RI Ir Soekarno, menjadi awal rezim Orde Baru di bawah Presiden kedua RI Soeharto.

Supersemar itu keluar setahun setelah peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965. Peristiwa di mana Partai Komunis Indonesia (PKI) dianggap berada di belakang pembunuhan sejumlah jenderal TNI AD.

Keadaan negara mulai kacau setelah itu. Kecurigaan antarmatra juga bermunculan. Tekanan juga tertuju pada Presiden Soekarno yang akhirnya, meneken sebuah surat pada 11 Maret 1966, kepada Letjen Soeharto selaku Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) pengganti mendiang Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani.

Surat Perintah 11 Maret yang intinya berisi bahwa Letjen Soeharto diberi kekuasaan – bukan dilimpahi kekuasaan, sementara untuk mengambil tindakan pengamanan dan ketertiban, serta kestabilan pemerintahan.

Tapi sayangnya Supersemar yang asli dan hingga sekarang masih jadi misteri keberadaannya, dilegitimasikan Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan. 12 Maret 1967, Soeharto menjadi pejabat presiden dan 27 Maret 1968, resmi menjadi Presiden kedua RI.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya