NEWS STORY: Idjon Djanbi, Komandan Pertama Kopassus Masih Sering Disatroni Tentara

Randy Wirayudha, Jurnalis
Sabtu 11 Maret 2017 16:01 WIB
Heru Sulistya Djanbi (Foto: Randy Wirayudha)
Share :

MOCHAMAD Idjon Djanbi. Sosoknya begitu diagungkan di satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Satu dari sedikit orang asing yang punya kecintaan luar biasa pada republik ini dan mengabdikan sisa hidupnya berkarier di TNI AD.

(Baca: TOP FILES: Riwayat Kopassus yang Dicetak Mantan Sopir Ratu Belanda)

Hanya dari buku biasanya penulis mencoba “mengenal” putra seorang petani bunga tulip yang pernah jadi sopir Ratu Belanda, Wilhelmina itu. Tapi pada suatu acara di Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu, penulis mendapat kehormatan bertemu dan ‘ngobrol’ santai dengan putranya, Heru Djanbi.

Tentu yang jadi bahan pertanyaan adalah sisi lain tentang Idjon Djanbi. Heru sendiri mengaku tak tahu banyak tentang kiprah ayahnya saat masih berdinas memimpin Kesatuan Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi (Kesko TT III/Siliwangi), cikal bakal Kopassus.

“Kalau pengalamannya bapak (Idjon Djanbi) saya enggak banyak tahu ya, karena ketika bapak meninggal saja, saya baru umurnya 8 tahun. Tapi yang saya tahu, beliau banyak tertutupnya sama istri atau anak-anaknya tentang pengalaman militernya,” ungkap Heru kepada Okezone.

Tapi sedikitnya saat masih kecil, Heru dan keluarganya masih ingat bahwa setelah Idjon Djanbi resign, tak lagi jadi Komandan Kopassus dan “dikaryakan” di perkebunan di Jawa Barat, kediamannya masih sering disatroni para perwira militer.

“Yang saya ingat, mungkin ketika tahun 1975-1976, ada teman-teman bapak dari tentara ke rumah. Itu kita (keluarga) ditaro di luar. Enggak boleh masuk, enggak boleh dengar. Kita kasih minuman saja dari luar,” tambahnya.

“Biasanya kalau minuman sudah jadi, kita cuma ketuk pintu, bapak nyamperin ke pintu, buka, terus kunci lagi. Sedemikian bapak jaga rahasia,” sambung ketua organisasi Anak Korps Baret Merah (AKBM) tersebut.

Heru juga mengaku tak tahu itu soal apa. Begitupun ibunya (istri Idjon Djanbi). Hanya kemungkinannya, mereka ingin bertukar pikiran dengan Idjon Djanbi soal masalah Timor Timur (Tim Tim).

“Kalau kita hubungkan dengan sejarah di Indonesia, mungkin soal Tim-Tim ya, yang saat itu lagi panas itu. Tapi kalau kita tanya: ‘Ada apa mereka datang sampai malam banget?’ Jawabannya bapak: ‘Ah enggak. Cuma kangen aja’. Padahal kita sempat lihat mereka di meja buka kertas gede-gede gitu,” tandas Heru.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya