OSLO – Meski telah mendekam di dalam penjara, pembunuh massal paling terkenal dari Norwegia, Anders Behring Breivik tampaknya akan terus membuat kontroversi. Setelah mengeluhkan dan menuntut perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya di penjara Norwegia, Breivik kali ini dilaporkan telah mengganti namanya.
Pria yang dikenal telah membunuh 77 orang pada 2011 itu sekarang ingin dikenal dengan nama Fjotolf Hansen. Pergantian nama Breivik tersebut telah dikonfirmasi oleh pengacaranya, Øystein Storrvik.
“Saya bisa mengonfirmasi dia telah mengganti nama. Penggantian nama itu sudah resmi,” kata Storrvik sebagaimana dikutip dari Sputnik, Selasa (13/6/2017). Namun, Storvik menolak menjelaskan alasan Breivik mengganti namanya.
Pergantian nama itu juga berpengaruh pada perusahaan pertanian Breivik Geofarm yang didirikan Breivik untuk memperoleh pupuk yang kemudian digunakan untuk membuat bom. Dalam registrasi perusahaan Norwegia, perusahaan itu sekarang terdaftar atas nama Fjotolf Hansen.
Ini bukan pertama kalinya Breivik menggunakan alias untuk mencapai tujuannya. Sebelum serangan 2011, Breivik menyebarkan manifesto ideologis setebal 1.500 halaman dengan nama Andrew Berwick. Meski Hansen adalah nama keluarga yang banyak digunakan di Norwegia, Fjotolf bukanlah nama yang umum bahkan mungkin tidak pernah digunakan.
Pada 22 Juli 2011, Anders Breivik membunuh delapan orang dalam serangan bom di luar wilayah pemerintahan di Oslo. Dia kemudian melanjutkan aksinya dengan melacak dan membunuh 69 orang dan melukai 90 lainnya, yang sebagian besar berusia remaja.
Dia melihat dirinya sebagai pejuang yang sedang berperang dengan multikulturalisme dan mengklaim aksinya adalah seruan untuk bangkit melawan invasi Muslim yang dia yakini akan terjadi. Breivik juga tidak pernah menunjukkan penyesalan atau perasaan bersalah atas semua pembunuhan yang dia lakukan.
Setelah tertangkap, Breivik dijatuhi hukuman seumur hidup yang di Norwegia berarti 21 tahun penjara yang dapat diperpanjang dalam jangka yang tidak ditentukan. Setelah mendekam di bui, Breivik melancarkan sejumlah keluhan mengenai perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya.
Breivik mengklaim mendapat penyiksaan, makanan yang buruk, dan tempat tidur yang menyebabkannya menderita rematik. Setelah kehabisan pilihan hukum, Breivik mengatakan akan membawa kasusnya ke Pengadilan Hak Asasi Eropa.
(Rahman Asmardika)