PERNAH nonton Tarzan dan Jungle Book? Itu lho film yang menceritakan tentang bayi manusia yang tumbuh besar di hutan belantara dan dipelihara oleh kawanan hewan. Tarzan dirawat kawanan gorila, sedangkan Mowgli dibesarkan kawanan serigala.
Seperti kebanyakan kisah yang diangkat ke layar kaca, hampir semua memiliki inspirasi dari dunia nyata. Demikian juga kedua film di atas. Walaupun terkesan mustahil bahwa hewan bisa menjadi orangtua yang baik bagi manusia, faktanya memang ada anak manusia yang dibesarkan hewan di alam liar.
Berikut Okezone merangkum lima anak manusia yang dibesarkan hewan di alam liar, seperti disitat dari Wonder List, Senin (26/6/2017).
1. Oxana Malaya
Ketika dilupakan orangtuanya yang pemabuk di luar rumah, Oxana Malaya berusia tiga tahun. Untuk mencari kehangatan, dia pun berlindung di kandang anjingnya, Mongrels.
Selama lima tahun, perempuan Ukraina itu dibesarkan oleh sang anjing. Ia meniru cara Mongrels makan, berjalan, minum, dan menggonggong. Pada 1991, dia ditemukan berjalan dengan empat kaki.
Butuh waktu cukup lama untuk mengembalikan kemanusiaannya. Malaya menjalani perawatan di suatu institusi untuk pengidap keterbelakangan mental. Dia selanjutnya menghabiskan hidupnya merawat para binatang di klinik.
2. Marina Chapman
Beralih ke Kolombia, hidup seorang gadis cilik bersama sekelompok monyet capuchin. Setelah diselidiki, ternyata anak itu adalah anak perempuan yang menghilang pada 1955.
Ia menghilang setelah para penculik meninggalkannya di hutan untuk mati. Selama lima tahun, dia hidup bersama gerombolan monyet cerdas tersebut.
Hidupnya berubah ketika seorang pemburu menemukannya. Dia dibawa ke sebuah penginapan murah di Cucuta, tetapi berhasil kabur. Dia kemudian hidup di jalanan dan menjadi budak keluarga mafia.
Ia diselamatkan oleh sebuah keluarga di Maruja dan diadopsi oleh seorang pria bernama Chapman. Marina selanjutnya dibawa ke Bogota untuk tinggal bersama salah satu putrinya.
Pada 1983, Marina hijrah ke Bradford, Inggris. Tak lama, dia menikah dan hidup bahagia bersama suami dan kedua putrinya. Dia kemudian menulis autobiografi, ‘The Girl With No Name, The Incredible Story of A Girl Raised by Monkeys.”
3. Daniel
Pada 1990, seorang anak laki-laki ditemukan di pegunungan Andes di Peru. Tak ada yang tahu bagaimana dia bisa berakhir di sana. Namun warga melihat dia hidup nyaman di antara sekawanan kambing gunung.
Anehnya, anak tersebut tidak bisa bicara bahasa manusia. Dia juga terus berjalan dengan keempat kakinya. Gara-gara gaya jalannya yang merangkak itu, pertumbuhan tulangnya menjadi tidak normal.
Anak laki-laki yang setelah dibawa ke Kansas dinamai Daniel itu diketahui tinggal bersama para kambing, menyusu dan berkomunikasi dengan mereka selama 8 tahun. Interaksi tak manusiawi itu membuat kulit tangan dan kakinya menebal.
4. Lyokha
Lyokha bisa dibilang Mowgli-nya dunia nyata. Pada 2007, kehadiran Lyokha membuat geger satu kampung di Kaluga, Rusia.
Penduduk setempat menemukan seorang anak laki-laki, diduga berusia 10 tahun, tergeletak di luar sarang yang terbuat dari daun dan ranting saat musim dingin. Penemuan itu dilaporkan ke polisi.
Ketika dibawa ke kota, bocah itu diam seribu bahasa karena tidak mengerti bahasa manusia. Setiap ditanya, dia menjawab dengan geraman dan seringai. Bahkan, ia beberapa kali mencoba menggigit polisi yang memeganginya.
Karena tingkahnya aneh, dia ditinggalkan dalam penjagaan pihak rumah sakit di Moskow. Tidak diketahui pasti usianya, tetapi diduga dia merupakan salah satu anak manusia yang dirawat hewan di alam liar.
Saat badannya diperiksa, kuku-kukunya amat panjang, kulitnya tergores di sana-sini. Sementara perilakunya persis serigala.
Ia akhirnya dimandikan oleh staf rumah sakit. Mereka memotong kuku-kukunya dan mengambil sampel darah. Para staf juga yang kemudian menamai dia Lyokha.
Namun begitu, Lyokha yang mendapat perhatian begitu rupa dari sesamanya manusia itu merasa tidak nyaman. Dalam keadaan bingung, dia kabur dari rumah sakit keesokan harinya.
5. Hadara
Pada abad ke-20 Masehi, Hadara yang berusia dua tahun terpisah dari orangtuanya di padang gurun Sahara. Anak laki-laki tersebut entah bagaimana, menarik perhatian sekawanan burung unta.
Sejak saat itu, dia dibesarkan oleh hewan berleher dan berkaki panjang tersebut. Baru satu dekade kemudian, ia ditemukan. Hadara akhirnya kembali ke dunia manusia, menikah dan dikaruniai dua anak.
Putranya, Ahmedu, berperan menceritakan kisah hidup Hadara si bocah burung unta pada 2000. Kisahnya sudah diterbitkan menjadi buku di Swedia, karangan Monica Zak.