“Saya harus memangkunya (Taizo). Berat badannya sudah sekira setengah berat badanku. Saya merasa sangat tidak nyaman. Tangan kiriku terbentur ke dinding pesawat. Kaki dan tangan kiri saya mati rasa,” sambung Shirley.
Yang lebih mengesalkan lagi, pria itu hanya membayar tiket seharga USD75 (setara Rp1 juta). Yamauchi tidak mau terseret dalam masalah lebih jauh karena merasa dirinya akan menjadi korban seperti seorang dokter yang diseret keluar dari pesawat beberapa bulan lalu.
Ketika mengeluh lewat telefon dan meminta pengembalian uang, pihak maskapai mengatakan Yamauchi harus membatalkan tiket pulang ke Hawaii sebelum mendapat uangnya kembali. Pihak maskapai langsung meminta maaf dan mengatakan boarding pass Taizo tidak terpindai dengan benar sehingga tidak dianggap sudah selesai check in. Karena itu, kursinya dianggap kosong.
“Kami meminta maaf kepada Ibu Yamauchi dan anaknya atas pengalaman tidak menyenangkan ini. Kami mengembalikan uang tiket anaknya dan memberikan voucher perjalanan. Kami juga memastikan kesalahan tersebut tidak terulang lagi di pintu masuk,” bunyi pernyataan resmi United Airlines.
Memangku anak dalam penerbangan sesungguhnya bertentangan dengan aturan yang dikeluarkan Badan Administrasi Penerbangan Sipil AS (FAA). Tindakan itu sangat tidak disarankan karena tangan orangtua tidak akan cukup untuk mengamankan anaknya, terutama jika terjadi turbulensi.
(Wikanto Arungbudoyo)