ISTANBUL – Satu tahun sudah peristiwa percobaan kudeta militer terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Peristiwa berdarah pada 15 Juli 2016 malam waktu setempat itu menewaskan sedikitnya 260 orang dan melukai 2.196 lainnya.
Aksi massa besar-besaran dijadwalkan berlangsung di Ankara dan Istanbul. Seperti dimuat BBC, Sabtu (15/7/2017), Presiden Recep Tayyip Erdogan sendiri direncanakan akan berpidato di hadapan Parlemen Turki tepat pada waktu serangan setahun lalu terjadi.
Usai memberikan pernyataannya, Erdogan akan menghadiri apel massa di atas jembatan yang melintang di atas Selat Bosphorus, Istanbul. Jembatan tersebut menjadi saksi mata ketika ribuan orang berhadapan dengan tentara yang melakukan upaya kudeta militer.
Jelang perayaan tersebut, Istanbul dipenuhi oleh sejumlah papan reklame serta poster-poster peringatan setahun gagalnya upaya kudeta militer. Sejumlah poster menggambarkan bagaimana warga memberikan perlawanan terhadap tentara-tentara yang melakukan kudeta.
Erdogan dan para pendukungnya memandang kekalahan dari pihak militer itu sebagai kelahiran kembali Turki. Pemerintah mencopot lebih dari 150 ribu pegawai negeri, termasuk polisi dan tentara, sejak kegagalan kudeta militer tersebut.
Pemerintah beralasan pencopotan itu penting untuk membersihkan pendukung kudeta militer hingga ke akar-akarnya. Namun, aksi bersih-bersih itu turut diwarnai penahanan terhadap 50 ribu orang, yang semakin membuat pemerintah dituding berada di bawah diktator bernama Erdogan.
Otoritas Turki menuduh ulama Fethullah Gulen sebagai dalang kudeta militer tersebut. Pria yang dianggap sebagai musuh abadi oleh Erdogan itu menolak tuduhan tersebut. Upaya Turki untuk memulangkan Gulen yang menetap di Amerika Serikat (AS) lewat permintaan deportasi, berkali-kali ditolak oleh Washington.
(Wikanto Arungbudoyo)