Bukannya mengakui kesalahan, Maduro memutuskan tetap berpegang pada kursinya kuat-kuat. Dia mengukuhkan kekuasaannya melalui pemilihan Majelis Konstitusi Nasional pada Minggu 30 Juli 2017. Hasil pemilihan umum itu ditentang oposisi karena dinilai ikonstitusional.
Tensi politik kian meninggi, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam menjatuhkan sanksi kepada Venezuela. Sehari setelahnya, pada Selasa 1 Agustus malam, dua tahanan rumah pengkritik Maduro, digelandang ke penjara.
(Baca juga: Wah! AS Jatuhkan Sanksi ke Venezuela, Kenapa Ya?)
Tindakan Maduro menahan lawan politiknya lantas menuai kecaman. AS dan Inggris, hingga Uni Eropa kini sedang mempertimbangkan resolusi untuk menghentikan kesewenang-wenangan presiden berumur 54 tahun tersebut.
(Silviana Dharma)