Selama liburan musim panas, para murid ditugaskan untuk menulis puisi klasik. Dan hukuman dari setiap kesalahan dalam penulisan adalah tamparan di depan kelas. Salah seorang murid menyebut, gurunya itu terlalu serius dalam mengajar sehingga mengakibatkan hukuman brutal.
Menyusul tindakan kejam yang ia lakukan dan kecaman yang diarahkan padanya, si guru kemudian meminta maaf kepada para muridnya. Guru itu juga meminta maaf pada orangtua korban. Sang guru diketahui mendatangi satu per satu rumah muridnya untuk meminta maaf kepada mereka dan keluarganya secara pribadi.
Meski telah menyadari kesalahannya dan mengambil itikad baik, publik diketahui tidak begitu saja memaafkan si guru tersebut. Salah satu netizen menilai jika di masa depan si guru mungkin akan kembali mengulangi perbuatannya itu.
"Apa gunanya permintaan maaf? Mereka harusnya menampar balik si guru," tulis seorang pengguna Weibo.
(Rufki Ade Vinanda)