Alghif pun mempertanyakan kenapa saat ini yang justru gencar diusut pihak kepolisian hanya laporan Aris Budiman terkait pencemaran nama baik oleh Novel Baswedan. Menurut Alghif, kemungkinan besar kasus penyiraman air keras dibekingi oleh petinggi kepolisian.
"Ini yang aneh. Kenapa kasus pencemaran nama baik lebih besar isunya dibandingkan kasus kekerasan terhadap Novel dan terlibatnya jendral-jendral di kepolisian," katanya.
"Dan kami tim advokasi masih menunggu sikap Jokowi terkait TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta)," imbuh Alghif.
Sekadar informasi, Novel Baswedan mendapatkan teror penyiraman air keras oleh orang tidak dikenal setelah melaksanakan Salat Subuh di Masjid kawasan rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017.
Akibatnya, Novel mengalami kerusakan mata yang cukup parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit mata di Singapura. Saat ini, Novel tengah menjalani pemulihan terhadap mata kirinya paska dioperasi besar. (ulu)
(Erha Aprili Ramadhoni)