Dia mengatakan, sepanjang 2017 ini personel Brimob Polda Kepri telah dikirim ke beberapa lokasi seperti penugasan pengamanan pemilu di Aceh, unjuk rasa di Jakarta, pengamanan di lokasi tambang emas Papua dan terakhir sebagai pasukan penyekat pada operasi Tinombala.
"Saya kira ini merupakan suatu kehormatan bagi Brimob Polda Kepri untuk menjalankan baktinya kepada negara," kata dia.
Dia mengatakan, dengan masih adanya kelompok separatis di Poso pasca tewasnya Santoso, hal ini menggambarkan situasi keamanan dalam Negeri belum kondusif, sehingga Polri harus menempuh langkah represif kepada kelompok separatis tersebut dengan menggelar Operasi Kepolisian dengan Sandi Operasi Tinombala yang tentunya bertujuan untuk menumpas kelompok separatis tersebut.
"Meski kondisi Poso saat ini kondusif, tapi operasi tetap dilanjutkan. Tambahan pasukan demi mendukung operasi di sana," ujarnya.
Seperti diketahui, Operasi Tinombala 2017 melibatkan ribuan personel gabungan TNI-Polri. Keberadaan ribuan aparat dan militer tersebut, selain memburu sisa-sisa anggota separatis Santoso yang diperkirakan masih bersembunyi. Selain itu, fokus untuk memberikan rasa aman kepada warga masyarakat di Sulawesi Tengah pada umumnya dan kabupaten Poso pada khususnya.
(Awaludin)