Batu itu diperkirakan pertama kali terbentuk antara 2,5-3 miliar tahun lalu dan berukuran sebesar bola tenis. Institut Gemologi Amerika Serikat melabeli permata itu memiliki kualitas dan transparansi yang eksepsional.
“Batu itu akan memberi tahu kita mengenai kisahnya. Dia akan mendikte betapa sangat inginnya dipotong,” ujar Laurence Graff, mengutip dari BBC, Rabu (27/9/2017).
BACA JUGA: Berlian Merah Muda Curi Perhatian di Jenewa, Dihargai USD18 Juta
Graff Diamonds mengungkapkan, pihaknya akan memindai inti batu tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan 3 dimensi (3D) paling canggih. Dari situ, mereka akan memutuskan bagaimana caranya agar batu permata itu akan dipoles.
Kemudian, sebuah tim ahli akan memeriksa batu permata itu dengan menggunakan mikroskop untuk mengambil dan mengarahkan inklusi lebih jauh. Setelahnya, tim ahli akan menemukan cara memotong berlian dan jadi berapa banyak potongan kecil bisa didapat dari bongkahan tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)