AS mengaku, pengurangan diplomat ini dilakukan sebagai langkah serius terhadap penyerangan tersebut. Pasalnya, serangan itu berakibat fatal terhadap kesehatan para diplomatnya. Tak hanya gangguan pendengaran permanen, beberapa orang mengalami mual, sakit kepala, bahkan cedera otak akibat serangan perangkat sonik misterius ini.
Diplomat mulai mengalami masalah kesehatan yang tidak dapat dijelaskan itu sejak pertengahan November 2016. Namun, penyidik AS masih belum dapat mengetahui penyebab di balik serangan tersebut. Serangan ini sedikitnya telah melukai 21 diplomat. Mereka tiba-tiba jatuh sakit dalam waktu yang hampir berdekatan.
BACA JUGA: Diplomatnya Diusir AS, Kuba Selidiki 'Insiden Misterius'
Pihak Kementerian Luar Negeri Kuba, Josefina Vidal, menyayangkan keputusan Pemerintah AS. Menurutnya, mereka terlalu tergesa-gesa dalam mengeluarkan keputusan. Meski demikian, Kuba akan tetap bekerja sama dengan AS untuk menyelidiki serangan misterius ini.
"Pemerintah Kuba menghormati keputusan pemerintah Departemen Kesehatan AS," ujarnya dalam siaran pers di stasiun televisi pemerintah.